George Washington dan Pohon Ceri

Saat masih kecil, George Washington suka menjelajahi kebun ayahnya yang luas. Sambil berjalan-jalan di kebun, George suka sekali menyabit pohon dan semak yang merintangi jalannya. Satu kali George tidak sengaja menyabit pohon ceri kesayangan ayahnya. Dia tidak berani menceritakan kejadian itu pada orang lain.

George tutup mulut selama beberapa hari. Ketika ayahnya tahu pohon cerinya tersabit, ayahnya sangat marah. Dengan garang ayahnya meminta para pelayannya mengaku. Tentu saja tidak ada pelayan yang mengaku karena mereka memang tidak melakukannya. Ayah George pun bertambah marah.

Akhirnya, George memberanikan diri menemui ayahnya sambil membawa tongkat sabitnya. Dia bilang ke ayahnya bahwa dia tidak berani berbohong. George mengaku telah menyabit pohon ceri kesayangan ayahnya. Tanpa diduga, ayah George malah langsung memeluknya. Kata ayah George, kejujuran  George lebih berharga daripada pohon cerinya. Bahkan, kejujuran George jauh lebih berharga daripada pohon ceri berdaun emas sekalipun.

Catatan:

Kebenaran cerita ini masih diragukan. Namun kita dapat mengambil pelajaran dari cerita ini, dimana kita harus menghargai kejujuran seseorang dan kita harus tetap jujur meskipun ada resiko besar yang harus kita tanggung setelahnya.